Pelatihan System Engineer Cloud Server Vultr, Flask , Kubernetes, Docker, Grafana, Locust dan OpenShift

kegiatan dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus s.d 12 September 2024, Pelatihan System Engineer Cloud Server Vultr, Flask , Kubernetes, Docker, Locust dan OpenShift. Kami mengirimkan instruktur yaitu ifan prihandi dan fauzi kepada partner kami yaitu hacktive8 dengan Client Bank Rakyat Indonesia ( BRI )

Pelatihan untuk menjadi System Engineer yang mencakup Vultr Cloud Server, Flask, Kubernetes, Docker, Locust, dan OpenShift akan mengajarkan berbagai keterampilan teknis untuk membangun, mengelola, menguji, dan mengotomatiskan aplikasi berbasis cloud dengan menggunakan teknologi-teknologi tersebut. Berikut adalah deskripsi singkat untuk setiap topik serta materi yang biasanya diajarkan dalam pelatihan ini:

1. Vultr Cloud Server:

  • Vultr adalah penyedia layanan cloud computing yang menawarkan server virtual dengan konfigurasi yang mudah dan harga terjangkau. Ini sering digunakan oleh startup atau developer untuk deployment aplikasi di lingkungan cloud.
  • Materi yang Dipelajari:
    • Pengenalan ke layanan cloud Vultr dan manajemen server virtual
    • Setup server: Membuat dan mengelola instance di Vultr
    • Konfigurasi dan pengamanan server menggunakan SSH, firewall, dan SSL certificates
    • Deployment aplikasi menggunakan Vultr dengan integrasi CI/CD
    • Backup, snapshot, dan pemantauan server di Vultr
    • Optimisasi dan scaling aplikasi di Vultr untuk menangani beban tinggi

2. Flask (Web Framework):

  • Flask adalah framework Python minimalis yang digunakan untuk membuat aplikasi web atau RESTful APIs. Cocok untuk pengembangan aplikasi yang cepat dan sederhana.
  • Materi yang Dipelajari:
    • Pembuatan aplikasi web sederhana menggunakan Flask
    • Routing dan pengelolaan URL di Flask
    • Integrasi dengan database (SQLite, MySQL, PostgreSQL)
    • Membuat dan mengelola REST API menggunakan Flask
    • Mengelola session dan authentication (menggunakan JWT)
    • Deployment aplikasi Flask ke cloud server (Vultr) dan konfigurasi server untuk performa optimal

3. Kubernetes (Container Orchestration):

  • Kubernetes adalah platform open-source untuk otomatisasi deployment, scaling, dan manajemen aplikasi containerized seperti Docker.
  • Materi yang Dipelajari:
    • Pengantar containerization dengan Docker
    • Arsitektur Kubernetes (Pods, Nodes, Services, Deployments)
    • Deployment aplikasi containerized menggunakan Kubernetes
    • Scaling aplikasi dan pengelolaan high availability
    • Load balancing dan service discovery di Kubernetes
    • Manajemen persistent storage di Kubernetes
    • Mengelola namespaces dan RBAC (Role-Based Access Control)

4. Docker (Containerization):

  • Docker adalah platform yang mempermudah pengembangan, deployment, dan menjalankan aplikasi di dalam container, memastikan aplikasi berjalan konsisten di berbagai lingkungan.
  • Materi yang Dipelajari:
    • Pembuatan dan pengelolaan Docker containers
    • Membuat Dockerfile untuk membangun aplikasi secara containerized
    • Mengelola Docker Compose untuk mengatur multi-container applications
    • Integrasi Docker dengan Kubernetes dan OpenShift untuk deployment skala besar
    • Best practices untuk membangun container yang efisien dan scalable
    • Pengelolaan image dan container di Docker Hub

5. Locust (Load Testing Tool):

  • Locust adalah alat load testing open-source berbasis Python untuk menguji kinerja aplikasi web dengan men-simulasikan pengguna dalam jumlah besar.
  • Materi yang Dipelajari:
    • Pengenalan load testing dan pentingnya pengujian kinerja
    • Membuat dan menjalankan test scripts untuk menguji API atau aplikasi web
    • Menggunakan Locust untuk mensimulasikan pengguna secara paralel dan mengukur kinerja aplikasi
    • Monitoring kinerja server selama pengujian (CPU, Memory, Response Time)
    • Menganalisis hasil load testing dan mengidentifikasi bottlenecks

6. OpenShift (Kubernetes Platform):

  • OpenShift adalah platform Kubernetes dari Red Hat yang memberikan lingkungan untuk pengembangan dan deployment aplikasi berbasis container.
  • Materi yang Dipelajari:
    • Arsitektur dan konsep dasar OpenShift
    • Deployment aplikasi di OpenShift, mulai dari source code hingga containerized environment
    • Mengelola routes, build configs, deployment configs di OpenShift
    • Penggunaan OpenShift untuk CI/CD pipelines
    • Integrasi OpenShift dengan layanan cloud lainnya (seperti Vultr)
    • Scaling otomatis dan pengelolaan aplikasi di OpenShift

7. Ubuntu Server (Operating System Management):

  • Ubuntu Server adalah distribusi Linux yang sering digunakan untuk server karena stabilitas, dukungan komunitas yang kuat, serta kemudahan penggunaan dan konfigurasi.
  • Materi yang Dipelajari:
    • Instalasi dan konfigurasi Ubuntu Server: Mengatur server Ubuntu di platform cloud seperti Vultr atau pada infrastruktur lokal.
    • Manajemen pengguna dan hak akses: Mengatur user privileges, SSH access, dan pengaturan firewall menggunakan UFW.
    • Paket dan Manajemen Layanan: Menggunakan APT (Advanced Package Tool) untuk menginstal dan mengelola perangkat lunak, serta mengkonfigurasi layanan (misalnya, Apache, Nginx, MySQL, dll.).
    • Otomatisasi server: Menulis bash scripts untuk mengotomatisasi tugas-tugas server umum dan menggunakan cron jobs untuk penjadwalan tugas.
    • Pengamanan server: Menggunakan fail2ban, SSL, SSH keys, dan firewall untuk mengamankan server dari ancaman eksternal.
    • Monitoring kinerja server: Memantau penggunaan CPU, memori, dan disk dengan alat seperti htop, top, atau Nagios.
    • Backup dan pemulihan: Mengatur strategi backup data dan konfigurasi server.

Integrasi Ubuntu dengan Teknologi Lain:

  • Ubuntu Server + Docker: Menginstal dan menjalankan container di atas Ubuntu Server menggunakan Docker, serta mengelola lifecycle container (build, run, scale).
  • Ubuntu Server + Kubernetes: Menggunakan Ubuntu Server sebagai node dalam cluster Kubernetes untuk mengelola deployment dan scaling aplikasi containerized.
  • Ubuntu Server + Flask: Deployment aplikasi Flask di server Ubuntu menggunakan Nginx sebagai reverse proxy dan Gunicorn sebagai WSGI server.
  • Ubuntu Server + OpenShift: Menggunakan Ubuntu sebagai basis untuk menjalankan OpenShift cluster atau worker node.

Dengan menguasai Ubuntu Server, Anda akan dapat mengelola infrastruktur cloud dengan lebih efektif, baik di Vultr maupun di lingkungan cloud lainnya. Pelatihan ini penting karena Ubuntu adalah salah satu sistem operasi paling populer untuk server berbasis cloud dan container.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *